Palu, Sportz.id – Cabang Olahraga Binaraga Sulawesi Tengah dapat dipastikan tidak tampil pada ajang PON Aceh-Sumut 2024 yang telah dilaksanakan pada akhir Juli 2023. Hal ini mengingat Sulteng tidak ikut serta pada babak kualifikasi atau pra PON yang digelar 28-29 Juli. Persatuan Binaraga Fitnes Indonesia (PBFI) Sulteng selaku induk olahraga binaraga angkat bicara terkait hal ini.
Berdasar surat klarifikasi Pengprov PBFI Sulteng, yang diketuai Wijaya Chandra, ketidakikutsertaan binaraga Sulteng di ajang BK PON karena tidak diizinkan oleh pengurus pusat. Alasannya adalah, Sulteng tidak ikut serta pada kejurnas sebagai babak tabulasi yang digelar 16-18 Desember 2022.
Atas dasar itu, Wijaya meminta KONI Sulteng banding melalui KONI Pusat kepada PBFI Pusat. “Suratnya sudah ada ke KONI Provinsi Sulteng,” ujar Ko Awi, panggilan akrab Owner Milenium Park dan Gym ini.
Wijaya mengatakan, PBFI Sulteng menyebut, tak ada regulasi dalam tubuh PBFI baik dalam anggaran dasar maupun anggaran rumah tangga harus ikut kejurnas sebagai prasyarat ikut BK PON.
Adapun Sulteng tak ikut kejurnas binaraga karena berbenturan dengan pelaksanaan Porprov 2022 di Kabupaten Banggai. Hal ini sebelumnya juga telah ditegaskan PBFI Sulteng kepada pengurus pusat di mana berpengaruh terhadap anggaran untuk ikut serta di kejurnas.
“Pelaksanaan Kejurnas babak tabulasi dilaksanakan tanpa koordinasi dengan Pengurus Provinsi melalui rapat kerja ataupun musyawarah kerja sehingga pelaksanaannya dapat diatur dan tidak bertepatan dengan dengan PORPROV di Provinsi seperti yang terjadi di Sulawesi Tengah Kalimantan Tengah dan Gorontalo. Mengingat bahwa Pengurus Provinsi Harus Mengajukan Anggaran Ke KONIDA berdasarkan Program kerja. Surat pemberitahuan kejuaraan disampaikan melalui Surat PP.PBFI No. 078/PP.PBFI tertanggal 14 Oktober 2022. Tanpa mencantumkan Tempat pelaksanaan. Dan nanti dilengkapi pada Surat PP.PBFI No.082/PP.PBFI tertanggal 4 November 2022,” isi surat tersebut.
Demikian juga dengan tidak adanya Publish Tes Doping yang dilaksanakan di babak tabulasi kejurnas tersebut.
Di sisi lain, PBFI Sulteng dalam keteranganya juga menyayangkan adanya pembatasan usia atlet yang pada kenyataanya tidak pernah diterapkan termasuk di PON Papua.
“Atas hal-hal tersebut PBFI Sulteng merasa sangat dirugikan. Hal ini tentunya berpotensi menghambat pembinaan olahraga binaraga di Sulteng,” kata Ko Awi. (bar)