Palu, sport-Z – Di tengah keterbatasan fisik, Mazni memanjat tebing bukan hanya dengan kekuatan otot, tapi juga tekad yang tak pernah kendur. Atlet panjat tebing penyandang disabilitas asal Sulawesi Tengah ini membuktikan bahwa mimpi bisa dicapai siapa saja.
Namun, usai meraih juara 1 di ajang Kejuaraan Pranatas National Paraclymbing Competition di Surakarta pada 30 November–1 Desember 2024, Ia justru harus menerima kenyataan pahit, bonus kemenangan yang dijanjikan tak kunjung diberikan.
Mazni memenangkan kategori lead daksa putri, mengalahkan Siti Jariyah dari Jawa Tengah dan Yuni Suharti dari Boyolali yang menempati posisi kedua dan ketiga. Namun kebanggaannya terusik karena sampai hari ini, 5 Mei 2025, hadiah berupa uang tunai yang nilainya Rp7 juta belum diterima.
“Setelah diberi medali dan sertifikat, ternyata bonusnya tidak langsung diserahkan. Kami dijanjikan bonus akan diberikan di wisma atlet. Tapi sesampainya di sana, dibilang akan ditransfer paling lambat seminggu. Kemudian ada surat menyampaikan kabar penundaan sampai sekarang belum ada kabar pasti,” ujar Mazni dengan suara yang terdengar lebih kecewa daripada marah.
Event yang digelar oleh Yayasan Disabilitas Pranatas Indonesia, bekerja sama dengan Dispora Surakarta dan FPTI Jawa Tengah, dipandang sebagai bentuk dukungan dan pengakuan terhadap kemampuan atlet disabilitas.
Bagi Mazni, bonus itu bukan sekadar angka. “Bagi kami atlet disabilitas, Rp7 juta itu sangat berarti. Tapi yang lebih penting dari itu adalah penghargaan atas jerih payah kami. Kami juga berlatih keras, bertanding dengan serius, dan membawa nama daerah,” ucapnya.
Keikutsertaan Mazni dalam kejuaraan itu pun bukan hal yang mudah. Ia harus berjuang untuk bisa hadir di ajang nasional tersebut.
Tiket perjalanan dan kebutuhan akomodasi dibantu oleh Ketua FPTI Sulteng, bentuk solidaritas yang membuatnya tetap semangat untuk berlaga.
Kini, Mazni dan kawan-kawan yang juga meraih juara hanya bisa menunggu janji yang belum pasti.
“Kami hanya ingin dihargai. Bukan hanya karena kami disabilitas lalu hak kami bisa diabaikan begitu saja,” tuturnya pelan.
Klarifikasi Panitia Jelaskan Soal Bonus Atlet Paraclimbing: