Sementara itu Ketua Harian KONI Sulteng Edison Ardiles AIFO berharap Hapkido Sulteng bisa meloloskan atlet pada PON 2028 mendatang di NTT-NTB.
Menurut Edison, cabang olahraga bela diri di Sulawesi Tengah memiliki masa depan yang cerah dan diharapkan dapat berkembang lebih pesat termasuk Hapkido yang punya bibit atlet potensial.
Sementara itu, Kadispora Sulteng Irvan Aryanto mengatakan pentingnya penguatan organisasi hingga ke tingkat daerah agar dapat menjaring lebih banyak atlet potensial.
Menurutnya, keberhasilan kepengurusan ditentukan oleh program kerja yang jelas, serta perlu adanya pengorbanan, termasuk secara pribadi, dalam mengurus organisasi.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, KONI, dan cabang olahraga.
“Kita punya waktu tiga tahun untuk mempersiapkan diri menuju PON. Target utama saat ini adalah meloloskan sebanyak-bannyaknya atlet ke PON,” tegas Irvan.
Pembina Hapkido Sulteng Hardi SPd MPd menambahkan bahwa dalam mengurus organisasi diperlukan ketulusan, kemauan yang kuat serta solidaritas.
“Mengurus olahraga bukan soal mencari kekayaan, tetapi ada nilai dan kepuasan tersendiri dalam membangun prestasi,” ujarnya.
Diketahui kepengurusan Hapkido Sulteng telah ada sejak 2016 dengan ketua pertama Dedi Irawan, kemudian dilanjutkan oleh Usman Ramli dan Burhan Andi Mase berakhir pada 2024. (bar)