Palu, sportz.id – Ketua Umum KONI Sulawesi Tengah M Nizar Rahmatu SSos AIFO menghadiri pembekalan mahasiswa baru jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad) Palu, Sabtu (7/10/2023). Acara ini digelar oleh Himpunan Mahasiswa PJKR FKIP Untad Palu.
Nizar Rahmatu mengajak mahasiswa PJKR FKIP Untad Palu, membumikan olahraga dimulai dari kampus. Nizar menilai kampus berperan sentral melahirkan SDM yang unggul di bidang keolahragaan.
Selain itu, memajukan olahraga sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, pengabdian kepada masyarakat.
Menurut Nizar, mahasiswa PJKR memegang tongkat estafet menjadi pejuang-pejuang olahraga di provinsi Sulteng. Karena itu, mahasiswa PJKR tidak boleh semata menjadi pendidik. Tapi bisa berperan langsung sebagai wasit, juri, pelatih, bahkan atlet. SDM unggul kelolahragaan berdasarkan sport scince ini dibutuhkan provinsi Sulteng.
Pada kesempatan itu, Nizar mengatakan KONI Sulteng telah meneken MoU dengan Rektor Untad bertujuan melahirkan SDM keolahragaan yang unggul dari kampus.
“Saya berharap melalui adik-adik HIMA PJKR FKIP Untad, persiapkan diri kalian untuk menjadi SDM yang unggul. Kami di KONI Sulteng siap bersinergi bersama-sama baik itu MoU dengan Untad untuk menghidupkan kembali olahraga bahkan kami dari KONI Sulteng mengusulkan kepada Pak Rektor untuk membentuk Fakultas Olahraga di Universitas Tadulako,” kata Nizar.
Adanya SDM yang unggul di kampus-kampus ini akan memicu terwujudnya puncak prestasi olahraga di Sulteng. Salah satu rumus pencapaian puncak prestasi itu adalah SDM. Kalau SDM manusia tidak unggul tentu puncakpencapaian prestasi omong kosong yang akan diraih.
Pada kesempatan itu, Nizar mengajak mahasiswa PJKR membuat sejarah terhadap pembangunan olahraga di Sulteng. Olahraga itu harga diri kebanggan dan harkat dan martabat, menyangkut harga diri.
“Saya memohon kita semua, mari kita jadikan olahraga ini menjadi prioritas. Jangan olahraga itu selalu menjadi nomor paling bawah sehingga kalau olahraga itu menjadi ranking paling atas, paling tidak kebijakan anggaran atau saranapa rasaran tgentu menjadi prioritas,” kata Nizar.
“Sekali lagi tanamkan kepada diri kalian, karena ini olahraga menyanbgkut harga diri dan harkat martabat dan kebanggaan tentu harga mati untuk kita perjuangkan,” kata Nizar. (bar)