Pun saat di Solo nanti, atlet dan ofisial Sulteng terancam terlantar karena tiadanya dana yang dipegang termasuk uang saku tidak ada. Sementara kampus ditanggung hotel dan transportasi lokal hanya terbatas.
Saat ini, rombongan kedua pun belum jelas berangkat kapan. Sementara entry by name atlet offline jatuh temo hari ini. Rombongan kedua menyisakan, 21 orang yang terdiri medis, pendamping atlet disabilitas serta atlet. Pihak Dispora Provinsi Sulteng yang ditelepon belum memberikan kepastian.
“Mudah-mudahan ada keajaiban yang bisa menolong kami. Karena semua ini untuk mengharumkan nama daerah,” ujar Enang. (bar)