Sementara, Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Sulteng sebagai leading sektor pembinaan Sepak bola di daerah pun seolah tutup mata menyikapi hal ini.
“Memang tidak gampang untuk membangun prestasi olahraga. Karena ada empat variabel yang harus dilakukan untuk meraih prestasi yang kita inginkan, yaitu Sumber Daya Manusia, Penataan Organisasi, Infastruktur dan Dana. Tentunya, klub-klub yang harus memperhatikan poin-poin tersebut untuk meraih prestasi di iven nasional seperti Piala Soeratin, Liga Topskor, BLiSPI, FOSSBI ataupun Liga Sentra Indonesia,” ujar Ketum KONI Sulteng, Nizar Rahmatu.
“Dalam konteks Piala Soeratin seri nasional, klub harusnya jauh-jauh hari sudah harus lebih siap. Seperti yang sudah saya sebutkan bahwa empat variabel untuk mencapai prestasi, salah satunya ketersediaan dana atau uang. Nah, dimana uang didapat, tentunya klub harus bisa mencari bapak angkat atau sponsorship jauh hari sebelumnya, bahkan sebelum masuk seri provinsi.
Jadi, jangan selalu berharap pada pemerintah setempat atau KONI. Karena KONI itu mengurus pembinaan cabor menuju Porprov, PON, Sea Games, Asian Games, Olimpiade dan Kejurnas cabor binaan,” tambah Nizar. (bar/isrin)