SportZ.id menampilkan rubrik legendary olahraga Sulteng. Rubrik ini menapilkan kisah-kisah legenda olahraga Sulteng. Tentu banyak legenda olahraga Sulteng yang berjasa bagi kemajuan Sulteng dari level daerah hingga internasional. Kali ini dimulai legenda yang masih hidup dan berkarya hingga sekarang.
Sandrina Kaliey, Atlet Sulteng Yang Pernah Mengikuti Dua Cabor Sekaligus di PON
Keras seperti batu karang dan pantang menyerah. Kalimat itu tepat menggambarkan sosok Sandrina Like Kaliey Mamangkey. Putri kelahiran Poso, 1969 silam ini membidani atlet-atlet putri sepak takraw Sulawesi Tengah yang kini kembali berhasil meloloskan atlet nomor regu putri PON 2024 Aceh-Sumatera Utara
Sandrina Kaliey menyerahkan jiwa dan raganya melahirkan atlet-atlet takraw putri Sulteng ke internasional. Sebut saja Akyko M Kapito, Nur Isni Chikita dan Widya yang pernah merasakan pengalaman bertanding sampai Asian Games, Super Series dan King’s Cup.
Sandrina memulai karir takraw era 90-an. Hingga kini ia masih aktif dalam membina dan melatih atlet putri sepak takraw. Bahkan agar anak didiknya agar mendapatkan pelatihan yang layak, ia menjadikan rumah pribadinya di Palupi sebagai asrama atlet agar atletnya tidak memusingkan tempat tinggal. Kebanyakan anak didik Sandrina berasal dari luar Palu. Baginya bukan masalah, asalkan anak didiknya bisa fokus latihan demi regenerasi atlet putri sepak takraw Sulteng.
Era 90-an, Sandrina memulai debutnya sebagai atlet voli pantai. Generasi pemain voli pantai pertama di Palu yaitu Sandrina dan Riantowe Pagalu. Pelatihnya Thmarin Jumaedi dari Besusu. sementara voli indoor lebih dulu hadir era PON 1970an.
“Dua kali saya mengikuti Prakualifikasi PON mewakili Sulteng cabang olahraga voli pantai tahun 1995 dan 1999, berhasil lolos PON 1996 di Jakarta dan PON 2000 di Surabaya. Dari PON 1996, saya terpilih mewakili Indonesia pada Kejuaraan Dunia Voli Pantai di Indonesia tahun 1996,” kata Sandrina mengenang karir volinya.
PON 1996 di Jakarta, Sandrina satu-satunya atlet yang tercatat atlet dua cabang olahraga sekaligus yaitu sepak takraw dan voli pantai. Sandrina agak berat menerima ajakan bermain di voli karena ia mendapatkan medali perunggu bagi Sulteng.
“Karena atlet voli pantai sakit, maka saya yang dipilih menggantikan, padahal saya sudah tercatat entry by name sebagai atlet sepak takraw,” kata Sandrina.