Atlet yang mengenakan kerudung itu terisak setelah menerima bonus. Air matanya tumpah di samping Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Tengah Irvan Aryanto. Disaat atlet PON mendapat bonus yang lebih tinggi, nilai bonus yang diterima atlet difabel jauh lebih kecil bahkan dari Peparnas 2021 Papua.
—–
ZUHRIA, penyandang disabilitas menerima bonus peraih medali emas yang diraih pada PON dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024 di Solo Jawa Tengah.
Bonus diserahkan Irvan Aryanto mewakili Gubernur di gedung Pogombo, malam Selasa 23 Desember 2024, dua hari lagi menjelang Natal.
Seremoni penyarahan bonus begitu sederhana, dihadiri perwakilan Forkopimda dan atlet penyandang disabilitas yang sama-sama berangkat di Solo.
Dua atlet disabilitas Sulteng peraih medali emas, diganjar bonus bersama pelatihnya.
Zuhria, ibu dari 3 anak, meninggalkan buah hatinya yang masih menyusu, membawa nama Sulteng di Solo. Meski diakui Peparnas tahun ini dilalui begitu sulit, tanpa ada persiapan sama sekali pun termasuk puslatda yang dilakukan atlet normal persiapan PON.
Di ajang multi event olahraga tertunggi bagi kaum disabilitas, Zuhria berhasil mempertahankan medali yang diraihnya pada Peparnas 2021 di Papua dari cabang olahraga para tenis meja. Pun ditambah 1 emas dari Algazali dari cabor para taekwondo Peparnas tahun ini.
Kontingen Peparnas Sulteng berhasil memperbaiki prestasi pada Peparnas tahun ini dengan meraih 2 emas dan berhasil masuk peringkat 20 besar dari 37 provinsi peserta Peparnas.
Hatinya makin berbunga ketika Gubernur menaikkan reward bagi atlet PON. Dari Rp250 juta pada PON Papua, menjadi Rp500 juta per keping emasnya.
Zuhria yang dulu menerima bonus Rp100 juta yang diserahkan langsung Gubernur Rusdy Mastura bersama ibu Vera Rompas Mastura, bermimpi pada Natal dan tahun baru ini ia bisa liburan bersama keluarganya menikmati jerih payahnya sebagai patriot olahraga. Pun ia akan bisa berbagi rezeki sesama altet disabilitas.